![]() |
| (Sumber Foto: DEDE KURNIAWAN/SATELIT NEWS) |
Kita
sudah memasuki pertegahan bulan Ramadhan dan wabah virus corona belum juga
berhenti. Pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran mengenai hal-hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan selama bulan Ramadhan dan saat Idul Fitri.
Kemungkinan
besar lebaran tahun ini tidak akan sama rasanya seperti tahun-tahun biasanya.
Tidak ada Sholat Idul Fitri berjamaah, tidak ada silaturahmi dari rumah ke
rumah.
Berikut
ini adalah beberapa profesi yang sangat menantikan momen iduk fitri sebagai
“masa panen” namun kini terancam gagal:
Penjual Ketupat
Ketupat sangat identik dengan lebaran. Ketupat seolah
menjadi hidangan yang wajib ada untuk disantap bersama keluarga dan disuguhkan
ketika tamu datang berkunjung untuk bersilaturahmi.
Namun karena proses pembuatan bungkus ketupat cukup
sulit membuat orang-orang akhirnya lebih memilih untuk membeli yang sudah jadi,
baik itu bungkusnya saja atau sudah dengan isinya. Maka tak heran jika ketika menjelang
lebaran, akan mudah ditemukan para penjuan ketupat di pinggir jalan dan
disekitaran rumah.
Tahun ini para penjual ketupat terancam gagal panen
karena adanya himbauan pshycal distancing selama pandemi ini berlangsung.
Orang-orang tidak akan membeli ketupat dalam jumlah banyak karena rumah mereka
tidak akan banyak kedatangan tamu seperti lebaran biasanya.
Pekerja Hajatan
Sudah menjadi rahasia umum di Indonesia bahwa bulan
syawal adalah musim kawin. Bulan ini sangat strategis untuk melangsungkan pernikahan
ataupun perayaan khitanan anak. Namun tahun ini banyak orang yang membatalkan
rencana mengadakan acara di bulan syawal karena adanya larangan kerumunan masa
yang artinya tidak boleh ada acara hajatan.
Tidak adanya acara hajatan menjadi suatu kekecewaan bagi
para pekerja hajatan yang jelas sangat menantikan masa panen ini. Diantaranya
adalah biduan dangdut, grup musik hajatan, penyewa sound system, jasa rias
pengantin dan photographer. Para pejuang hajat ini harus tabah untuk menunggu
masa panen tahun depan.
Sebenarnya masih ada dua pekerja hajat yaitu percetakan
pembuat undangan dan jasa catering. Namun mereka tidak sepenuhnya terdampak
karena masih memungkinkan ada pemasukan meski sedang pandemi.
Percetakan masih mungkin mendapat orderan banner dan spanduk
untuk himbauan PSBB di berbagai tempat, pun dengan jasa cattering yang juga
masih bisa mendapat orderan dari para donatur yang ingin memberikan sumbangan
makanan kepada masyarakat terdampak. Meski tidak besar setidaknya mereka masih
berpeluang mendapat penghasilan.
Untuk mengisi kekosongan waktu mungkin para pekerja
hajat yang terdampak ini dapat mencari kegiatan lain. Photographer bisa
melakukan virtual photoshoot seperti yang sedang hits di dunia perinstagraman.
Para biduan dan group musik hajatan dapat melakukan konser dari rumah seperti
yang pernah dilakukan di mata najwa. Penata rias dapat mengikuti pass the brush
challenge. Namun tentu saja kegiatan itu belum bisa dijadikan sebagai lahan
mencari uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pedagang Kue Lebaran
Kue lebaran biasanya dibeli oleh masyarakat untuk
mengisi toples toples diruang tamu guna menyambut kedatangan para tamu yang
berkunjung untuk silaturahmi.
Namun larangan melakukan silaturahmi saat pandemi ini
tentu membuat penjualan kue lebaran akan berkurang dari tahun tahun sebelumnya.
Sebab para masyarakat sadar bahwa tidak akan banyak tamu yang datang maka tidak
perlu untuk menyetok kue lebaran dalam jumlah banyak. Satu kaleng nastar dan
satu kaleng kh*ng g*an saja sudah cukup sepertinya.
Jasa Tukar Uang
Terlepas dari perdebatan halal atau haramnya profesi
yang satu ini, tidak bisa dipungkiri jasa ini cukup banyak dicari menjelang
lebaran. Biasanya orang-orang yang datang dari kota akan menukarkan uangnya
menjadi nominal kecil untuk nantinya dibagikan kepada keponakan, sepupu dan
orang-orang dikampung.
Jasa ini akan mengalami penurunan karena pelarangn mudik
dan silaturahmi lebaran. Mungkin sebagai gantinya orang-orang akan berbagi
"amplop" melalui layanan virtual seperti gopay dan ovo, dan jelas ini
tidak membutuhkan jasa pemecah nominal uang.
Pekerja Bangunan
Menjelang lebaran biasanya banyak orang yang berniat
untuk merenovasi rumahnya. dari yang kecil seperti membetulkan atap yang bocor,
menganti chat rumah atau memasang tralis di jendelanya. Sampai yang besar
seperti memperluas halaman dan garasi, mengganti pagar rumah, atau memasang
keramik di beberapa bagian lantai yang masih hanya dilapisi adukan semen.
Sepertinya masyarakat akan banyak yang mengurungkan
niatnya untuk merenovasi rumah pada lebaran tahun ini. Perekonomi yang sedang tidak menentu akan
membuat masyarakat berpikir dua kali untuk merenovasi rumah dan lebih memilih
mengalokasikan uangnya untuk keperluan makanan dan hal-hal yang sifatnya pokok.
Penjual Bunga Ziarah
Jumlah peziarah tahun ini diprediksi akan berkurang
karena larangan mudik sehingga sebagian masyarakat banyak yang masih terjebak
di perantauan. Pun bagi orang-orang yang sudah terlanjur pulang kampung tidak
akan dengan mudah untuk pergi ziarah, terutama ke pemakaman-pemakaman umum yang
pasti akan ramai orang jika ziarah diperbolehkan. Tentu berkurangnya jumlah
peziarah akan berimbas pada para penjual bunga ziarah yang akan sepi pembeli.
Enam profesi diatas hanya sebagian kecil dari banyaknya
profesi yang terdampak karena pandemi ini. Pandemi ini sudah berdampak pada
setiap lapisan dalam kehidupan sosial di Indonesia. Tentu kita sangat berharap
pandemi ini segera berakhir agar kita kehidupan bisa kembali berlanjut.
Semoga pemerintah dapat melihat dan ikut berperan dalam
memastikan keberlangsungan hidup rakyatnya dan juga menjamin keselamatan para
tenaga medis yang berjuang di garda terdepan.
Penulis : Yaser Fahrizal Damar Utama

0 Komentar