Bedah Film : Kapitalisme vs Fasisme dalam Film Fight Club

 

Poster Film Fight Club (Sumber : IMDB)

    Tokoh utama dalam film ini adalah sang narator yang tidak memiliki nama bersama dengan alter egonya bernama Tyller Durden. Sang narator adalah seorang karyawan yang hidup seperti orang biasa sesuai dengan norma yang berlaku disekelilingnya. Seorang pengoleksi produk furniture ikea yang memiliki gangguan tidur (Insomnia). Tyller durden yang merupakan alter ego dari sang narator adalah kebalikannya, seorang yang nyentrik dan maskulin. Tyller menolak semua norma yang ada, dia terkesan berantakan dan ingin hidup bebas tanpa norma masyarakat yang mengekangnya.

            Secara jelas Tyller menolak sistem yang berlaku. Dia menolak sistem kapitalisme yang melahirkan sikap konsumerisme. Tyller mempertanyakan mengapa kita harus mengikuti aturan orang lain, mempertuhankan nilai yang dibuat oleh orang lain, mengapa kita tidak membuat nilai kita sendiri dan menjadi tuhan bagi diri kita sendiri. Kapitalisme digambarkan oleh Tyller sebagai sebuah sistem yang sudah mengatur dan menjadi tuhan bagi manusia modern, dimana kita harus menjadi bernilai dengan memiliki barang-barang yang dianggap berharga.

            Komunitas yang disebuh Fight Club bukan sekedar komunitas olah raga ataupun komunitas orang-orang yang suka berkelahi. Komunitas ini dibuat untuk menjadi tempat bagi mereka yang sudah muak dengan kehidupan yang orang lain anggap normal. Kesakitan fisik dianggap mampu membuat seseorang menjadi kuat. Dalam pandangannya Tyller ingin menyadarkan bahwa kesakitan dan  penderitaan  itu adalah bagian dari kehidupan. Menghindarinya adalah menghindari kehidupan itu sendiri. Baginya kita harus benar benar menghadapi semua yang kita takuti demi bisa menjadi diri sendiri dan bahagia. Kita harus menghancurkan harapan dan nilai-nilai yang kita anggap bisa menjadikan kita sebagai sesuatu yang berharga. Kita selalu menganggap kebahagiaan adalah dari apa yang masyarakat katakan baik, seperti memiliki tubuh yang sehat, rumah yang besar, pekerjaan yang mapan, uang yang banyak dan lain lain. Mengapa kita tidak bisa melepaskan nilai-nilai itu semua dan bahagia dengan menjadi diri kita apa adanya. Baginya kebahagiaan adalah kebebasan.

            Namun dibalik sikap Tyller yang mencintai kebebasan, dia akhirnya memulai sebuah proyek yang disebut “Project Mayhem”. Dia mengumpulkan pasukan yang beranggotakan orang-orang dari Fight Club. Dia merekrut satu persatu dengan cara yang terbilang aneh, yaitu membiarkannya berdiri didepan rumah tanpa makan, tanpa minum sembari dihajar secara fisik dan verbal. Dalam menjalankan proyeknya semua anggota mencukur rambut dan menghapus identitas masing masing. Tujuan proyek ini adalah menghancurkan perusahaan-perusahaan kapitalis dengan tujuan tertingginya adalah menghancurkan gedung perusahaan kartu kredit untuk membebaskan hutang.

            Tyller membenci kapitalisme karena sudah menguasai semua tingkah laku manusia dan  ikut mengintrervensi setiap keputusan manusia.  Di sisi yang lain Tyller melawannya dengan cara-cara fasis, menjadikan anggotanya sebagai budak yang mengikuti caranya tanpa boleh bertanya apapun. Ya sederhananya Tyller melawan kapitalisme dengan fasisme.

Posting Komentar

0 Komentar