![]() |
| Sumber : Pixabay |
Bulan Syawal menjadi salah satu bulan yang sering dipilih untuk melangsungkan pernikahan di Indonesia. Kok bisa?
Setelah sekitar 5 tahun memiliki pekerjaan sampingan menjadi fotografer pernikahan, saya menyadari adanya sebuah pola mengenai pemilihan waktu pernikahan di Jawa Barat, khususnya di wilayah saya bekerja yaitu Garut, Sumedang dan Bandung.
Pada bulan Syawal misalnya, saya bisa mendapat job memotret 5-6 kali dalam seminggu, sedangkan untuk bulan-bulan lainnya dapat dua job dalam sebulan saja sudah syukur alhamdulillah.
Setelah saya menelusurinya lebih lanjut ternyata ada faktor sosio-religi yang kuat di masyarakat Indonesia dalam menentukan kapan waktu yang baik untuk menikah.
Dalam
Agama Islam, sebenarnya diperbolehkan untuk menikah kapan saja selama
syarat-syaratnya terpenuhi dan tidak ada dalil yang mengharamkannya. Namun
beberapa bulan memang biasa disebut bulan baik untuk menikah salah satunya
bulan syawal.
"Rasulullah
SAW menikahi ku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal,
maka siapa di antara istri-isteri beliau yang lebih beruntung dari ku?"
(HR Muslim).
Dalam hadis tersebut diketahui bahwa Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA pada bulan Syawal dan memulai rumah tangga bersamanya juga di bulan Syawal. Inilah yang melandasi anjuran menikah di bulan syawal dalam agama islam.
Selain mengharap keberkahan dengan mengikuti sunnah rasul yang menikah di bulan Syawal, ada faktor lain yang sangat khas Indonesia, yaitu tradisi mudik lebaran.
Mudik seolah menjadi hal yang wajib bagi masyarakat Indonesia yang mayoritasnya beragama muslim ketika menjelang lebaran.
Setiap
lebaran, sebagian besar anggota keluarga berkumpul untuk saling bermaaf-maafan
dan melepas rindu satu sama lain.
Momen berkumpulnya keluarga ini juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak pasangan yang menikah di bulan Syawal, karena mereka tidak perlu repot mengumpulkan anggota keluarga yang tinggal di luar kota.
Ditambah adanya libur panjang lebaran, pasangan yang menikah maupun anggota keluarganya yang bekerja di sektor formal tidak perlu mengambil cuti atau bolos kerja untuk menghadiri pernikahan tersebut.
Itulah beberapa faktor yang meyebabkan bulan syawal menjadi bulan yang banyak diminati untuk melangsungkan pernikahan.
Hal lain
yang akan sangat menarik ketika melangsungkan pernikahan di bulan syawal adalah
jika saat lebaran ditanya "Kapan nikah?" bisa dijawab "Bulan
ini" hehehe.
Penulis : Yaser Fahrizal Damar Utama

0 Komentar